Suka jengkel dengan para perokok, seakan-akan dunia ini miliknya. Merokok disembarang tempat dan asap kemana-mana tapi dia tidak memperdulikan orang-orang disekitarnya.
Contohnya diterminal bis Purabaya, para perokok ini sudah disediakan ruangan untuk merokok tapi lihatlah didepan papan peringatan pun mereka seenaknya merokok. Mungkin karena tak ada tindakan tegas dari aparat maka cuek aja merokok atau aparatnya juga melakukan hal yang sama.
Indahnya bila kita bisa mencontoh negara tetangga. Tidak mengapa untuk mencontoh hal yang baik.
Saya sangat setuju bila rokok dikenai pajak yang tinggi, biar masyarakat berpikir dua kali untuk membeli rokok. Pernah saya baca di notes teman yang berprofesi dokter, bahwa salah satu pasiennya yang miskin memerlukan biaya, sudah dapat bantuan dari pemerintah tapi pasien memerlukan saudaranya untuk menjaga di RS, saudaranya menolak karena biaya, begitu ditanya kalau saudaranya merokok, dijawab iya sehari dua bungkus 20rb, diminta untuk bisakah puasa merokok agar bisa menemani si pasien? dan jawabannya tidak bisa. Bayangkan dalam kemiskinan dia memilih rokok dan membiarkan saudaranya.
Rokok sudah seperti lingkaran setan, semua bisa membelinya karena terjangkau. Bahkan anak-anak pun sudah merokok. Miris banget.
Kalau menurut pikiran saya, rokok adalah awal kehancuran, narkoba itu dimulai dari rokok. Ah...anda mungkin berpikir saya berlebihan tapi itu pikiran saya. Sebisa mungkin lingkungan saya harus bersih dari asap rokok, mungkin diluar saya terbentur keadaan dan dipaksa menerima tapi setidaknya lingkungan saya bebas.
Contohnya diterminal bis Purabaya, para perokok ini sudah disediakan ruangan untuk merokok tapi lihatlah didepan papan peringatan pun mereka seenaknya merokok. Mungkin karena tak ada tindakan tegas dari aparat maka cuek aja merokok atau aparatnya juga melakukan hal yang sama.
Indahnya bila kita bisa mencontoh negara tetangga. Tidak mengapa untuk mencontoh hal yang baik.
Saya sangat setuju bila rokok dikenai pajak yang tinggi, biar masyarakat berpikir dua kali untuk membeli rokok. Pernah saya baca di notes teman yang berprofesi dokter, bahwa salah satu pasiennya yang miskin memerlukan biaya, sudah dapat bantuan dari pemerintah tapi pasien memerlukan saudaranya untuk menjaga di RS, saudaranya menolak karena biaya, begitu ditanya kalau saudaranya merokok, dijawab iya sehari dua bungkus 20rb, diminta untuk bisakah puasa merokok agar bisa menemani si pasien? dan jawabannya tidak bisa. Bayangkan dalam kemiskinan dia memilih rokok dan membiarkan saudaranya.
Rokok sudah seperti lingkaran setan, semua bisa membelinya karena terjangkau. Bahkan anak-anak pun sudah merokok. Miris banget.
Kalau menurut pikiran saya, rokok adalah awal kehancuran, narkoba itu dimulai dari rokok. Ah...anda mungkin berpikir saya berlebihan tapi itu pikiran saya. Sebisa mungkin lingkungan saya harus bersih dari asap rokok, mungkin diluar saya terbentur keadaan dan dipaksa menerima tapi setidaknya lingkungan saya bebas.
12 komentar:
susah sih mbak, udah kayak mata rantai, cukai rokok itu paling murah mbak, setoran ke kantong pejabat tinggi, dan imbasnya masyarakat kecil yang demen sama rokok.
alalagi jaman sekarang mendingan pilir rokok dari pada makan, cuma kalau kekeluarga mbak, kayak adek saya, saya sering menakut-nakuti dengan,
" Kalau lu ngerokok, suara lu bakalan pecah kagak keren lagi "
atau
" satu laki-laki tidak merokok diatara 10 orang laki-laki perokok itu keren "
" Merokok dapat membuat nafas bau, merusak rongga mulut dan kanker mulut, emang elu mau? "
Alhamdulillah mbak, adik-adik saya, sampai sekrang tidak merokok, tapi nggak tau deh kalau di belakang, hehehe...
mudah-mudahan dibelakang juga mereka gak merokok ya, makasih udah mampir :)
Memang ya mbak, asap roko itu sungguh menjengkelkan..
Aminn.. :) sama-sama mbak, mbak saya udah follow di Google connect loh, yok follow balik... hehehe #modus
Ya ampun yang merokok itu bisa baca enggak siiich?
Salam
Astin
ohh...saya udah follow twitternya hehhehe, ntar aku follow ya
sangat menjengkelkan...
nah, itu yang aku gak habis pikir mb, rabun kali ya???
Sudah mendarah daging, gak bisa di tegur lagi... Makanya jadi seenak nya merokok.
Coba hukuman nya berat dan penegak nya konsisten, pasti gak kayak sekarang deh :)
iya mb, pengennya gitu ya, trus harga rokok harus dinaikkan, coba 50rb per bungkus pasti mikir donk belinya
nah itu yg paling nyebelin. Udah (maaf) miskin tp rokoknya tetep ngebul dan gak peduli dengan keluarga
yang lebih nyebelin kalo yang ngerokok itu seorang ibu yang masih menyusui anaknya. iya sih anaknya sendiri, tapi risiiiii banget ngeliatnya. beneran itu mom di lingkungan tempat tinggalku sekarang. dsni (tobelo, halmahera utara) banyak ibu2 ngerokok :(
Posting Komentar
Terima kasih telah mampir di blog ini. Komentar anda untuk perbaikan blog sangat diharapkan. Dilarang memberi komentar yang mengandung SARA dan menyerang pribadi seseorang. Jadilah pembaca dan pengkritik yang bijaksana