Pages

20131010

Rindu Penyanyi Cilik Sesungguhnya


Hari minggu kemaren saya ke surabaya sendiri. Jam 6 pagi meluncur ke terminal bis Malang. Karena ingin cepat dan pengen nyamannya juga maka saya memutuskan untuk naik bis patas.
Pas naik biasalah tidak terlalu memperhatikan keadaan keliling. Setelah dapat tempat duduk yang nyaman baru deh mulai melihat kesibukan disekeliling. Ada tukang jualan yang bolak-balik menawarkan dagangannya. Suara lagu dangdut koplo dari televisi didalam bis.
Bis tidak menunggu terlalu lama di terminal, sekitar 5 menit dia sudah jalan. Suara penyanyi dangdut koplo sebenarnya tidak menarik minat saya, apalagi di pikiran saya dangdut koplo itu identik dengan penyanyi sexy, dandanan menor, busana yang belom selesai tapi dipake (hehehe), pokoknya gak menarik deh. Saya lebih memilih melihat gadget, browsing dll.
Tapi pas masuk ke daerah purwosari, sinyal sudah agak-agak bermasalah maka pandangan akhirnya ke TV yang menyajikan dangdut koplo dan yang saya lihat wow penyanyinya ternyata anak-anak, dengan dandanan ala penyanyi dewasa.

Berlipstik merah, baju yang kesannya berat banget untuk anak seusia dia dan dengan nyanyian dewasa. Suer lirik-liriknya membuat dahi saya bertemu. Mulai dari lirik perawan, selingkuh, tamu malam minggu dan lirik yang nggak banget deh buat anak-anak.
Kayaknya kalau dilihat oleh Komnas Anak pasti disomasi deh band koplo ini. Dari sisi ekonomi mungkin si penyanyi cilik ini adalah pencetak uang untuk melangsungkan hidup, tapi saya gak tau, kemaren saya coba googling mencari tau tentang penyanyi cilik ini . Yang saya dapatkan hanya video di you tube bersama band pengiringnya.
Terlepas dari apapun alasan yang menjadikannya penyanyi seperti ini, saya malah teringat akan masa kanak-kanak saya, dimana penyanyi kanak-kanak begitu banyak, acara anak-anak yang menyajikan pendidikan etika, moral. Sinetron yang sarat makna seperti keluarga cemara. Saya merindukan masa seperti itu, dimana anak-anak adalah masa bermain, anak-anak adalah masa menyenangkan.




2 komentar:

Raisa Adila mengatakan...

waaah bener mak.. agak2 sedih ngeliat dunia anak kecil jaman sekarang :'(

nathalia cornelis mengatakan...

hiks hiks ya mak

Posting Komentar

Terima kasih telah mampir di blog ini. Komentar anda untuk perbaikan blog sangat diharapkan. Dilarang memberi komentar yang mengandung SARA dan menyerang pribadi seseorang. Jadilah pembaca dan pengkritik yang bijaksana

 

Copyright © Warna-warni Cerita. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver